Angin cukup kencang sore hari itu, dimana Zaki sedang berada
disebuah taman yang indah bersama Diana. Tapi lain dengan suasananya,
kegundahan melanda hati Diana saat Zaki mengucapkan kata perpisahan. Berpisah
bukan karena Zaki tak cinta lagi, melainkan ia akan pergi jauh dari Diana. Zaki
akan pindah bersama orang tuanya ke suatu Negeri entah dunia bagian mana. Ya,
dengan terpaksa Zaki harus mengikuti kemauan orang tuanya untuk pindah dan
tinggal selama-lamanya di Belanda karena tuntutan pekerjaan. Memang sangat
disayangkan jika cinta bertahun-tahun bisa lenyap karena sebuah jarak yang akan
memisahkan. Dengan terpaksa Zaki memutuskan hubungan secara sepihak bukan
karena sudah tak cinta tetapi Zaki hanya takut jika ia tidak bisa menjaga
hubungannya yang akan terpisah oleh dua benua. Long distance relationship memang tidak mudah, hanya di film-film
saja mungkin semua bisa berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Maka dari itu
Zaki memutuskan untuk mengakhiri hubungannya. Ia yakin, jika memang ia dan Diana
berjodoh, Tuhan akan mempertemukan mereka kembali.
Beberapa bulan berlalu, Diana dan Zaki masih berhubungan baik
lewat jejaring sosial maupun di telepon atau sms. Mereka masih sama-sama saling
menyayangi tetapi tetap saja Zaki tidak ingin menyatukan hubungannya lagi. Dia
takut semua akan menjadi percuma dan sia-sia. Jalani saja apa yang ada
sekarang, Zaki mungkin terlihat egois tapi ini ia lakukan demi kebaikan mereka
berdua. Setiap malam mereka selalu chatting
dan webcaman hanya untuk bercanda-canda dan menanyakan kabar. Tertawa kecil
didepan kamera laptop mungkin sudah menjadi hobi mereka saat ini. tetapi
walaupun begitu mereka tetap menikmati kebersamaannya. Pernah suatu hari Zaki
berbicara kepada Diana bahwa ia menyuruh Diana untuk segera mencari penggantinya,
tapi apa daya Diana masih terlalu sayang dan enggan melepaskan Zaki begitu
saja. Diana tetap yakin bahwa suatu saat nanti mereka akan dipertemukan
kembali, disuatu hari yang sangat indah seperti dahulu saat mereka bertemu.
“jarak kita
memang jauh, tapi coba kamu lihat bintang yang ada dilangit. Disitu ada bintang
yang paling terang. Kita masih tetap bisa melihat bintang yang sama kan?
Berarti jarak memang tak akan pernah memisahkan kita” begitu kata Zaki
Walau
kata-kata itu cukup singkat, tapi itu sudah cukup membuat Diana tenang dan
yakin bahwa mereka akan bersatu kembali suatu saat nanti. Setiap malam Zaki
atau Diana selalu memandang kelangit hanya untuk melihat bintang. Ya, bintang
yang sama. Walaupun mereka memang tidak bisa melihat bintang yang sama
bersamaan, karena perbedaan waktu tapi itu sudah cukup untuk mengobati
kerinduan yang ada.
Tak terasa 2
tahun berlalu, Diana dan Zaki masih tetap berhubungan, tetapi memang tak
sesering dulu. Mungkin dalam seminggu masih bisa dihitung berapa kali Zaki
menghubungi Diana atau sebaliknya. Karena mamang mereka berdua telah memasuki
semester akhir dan disibukkan oleh penulisan skirpsi. Kini mereka sama-sama
sibuk.
Suatu hari,
selama 2 bulan mereka benar-benar tidak berhubungan, saat Zaki menghubungi Diana,
ternyata Diana sedang sibuk. Saat itu Zaki benar-benar merasa kehilangan.
“dimana
Diana yang dulu? Apakah bintang itu memang masih ada? Masih adakah sinarnya?
Aku merindukan hal yang dulu, aku sangat merindukan hal yang entah kemana” kata
Zaki bertanya-tanya dalam hatinya
Zaki terus
mencari tahu dan bertanya-tanya kemana Diana, mengapa kisah mereka tak seindah
dulu? Memang Zaki tak berhak akan hal itu, Karena memang Diana bukan
siapa-siapanya lagi. Tapi rasa kehilangan itu pasti ada dan rasa sayang itu
akan selamanya ada.
Setelah mencari-cari tahu kabar
Diana lewat jejaring sosial atau bertanya kepada teman dekat Diana, ternyata
Diana sudah memiliki kekasih baru bernama Dion. Dion masih satu kampus dengan
Diana tetapi beda jurusan, Diana mahasiswi jurusan sastra inggris dan Dion
adalah mahasiswa teknik mesin. Sungguh Zaki sangat kecewa dan menyesal akan hal
itu.
Suatu hari
Zaki berhasil menghubungi Diana, tetapi Diana malah memberikan kata-kata yang
cukup mencengangkan,
“Zaki, aku
minta maaf sebelumnya. Aku ga bisa nepatin kalau aku bakal nunggu kamu. Aku
udah berusaha buat nunggu. Tapi apa? Aku ga sanggup zak. Itu membuat aku
semakin sakit. Setidaknya sekarang aku sudah mendapatkan semua kejelasan dari
hubungan kita beberapa tahun ini. sekarang aku Cuma jadi masalalu kamu. Dulu
kamu yang nyuruh aku kan cari pengganti kamu? Awalnya aku terpaksa nerima Dion
karena aku hanya ingin ngelupain kamu zak, cinta yang ga penah ada
kepastiannya, aku jahat zak aku minta maaf” kata Diana sambil menangis lewat
telepon
“kamu ga
salah ko, aku malah seneng dengernya. Kamu sudah bisa nemuin pengganti aku. Aku
harap kamu bisa bahagia ya sama dia. Tapi aku mohon jangan pernah lupain aku,
seseorang yang pernah bikin kamu terpuruk dan ga bisa menjaga kejelasan
hubungan ini bertahun-tahun. Makasih ya Diana 5 tahun ini kamu sudah bisa
memberi warna dihidup aku. Aku selalu sayang sama kamu. Sekarang bintang itu udah pergi, udah ga ada lagi. mungkin karena memang dilangit telah terjadi badai, dan badainya itu adalah kesalahan aku” jawab Zaki sambil
menahan tangis
Akhirnya
cinta mereka benar-benar berakhir, Diana telah bahagia dengan Dion, seseorang
yang telah bisa menggantikan posisi Zaki dihatinya. Zaki yang telah memutuskan
hubungannya itu menyesal akan apa yang telah ia perbuat. Melepaskan dan
membiarkan cinta itu pergi. Sesuatu yang indah itu benar-benar tidak akan
kembali lagi.
Jagalah
cinta itu jangan sampai keindahannya pergi dan tak akan kembali lagi. Jangan
memaksakan kehendak bila pada akhirnya kita harus menyakiti hati orang lain. Pikirkan
sesuatu itu secara matang. Sebab sesuatu yang telah pergi tidak akan pernah
kembali lagi.