Minggu, 22 April 2012

Fenomena yang terjadi di Indonesia

Sejarah Beridinya jam gadang BukitTinggi



Jika ditanyakan kepada masyarakat Bukittinggi apa yang menjadi ikon dari kota berudara sejuk ini, maka dengan serempak mereka akan menjawab: Jam Gadang!







Sejak awal berdirinya, lokasi Jam Gadang merupakan jantung kota Bukittinggi. Bangunan semacam tugu setinggi 26 meter dengan bulatan jam di keempat sisi bagian atasnya ini dibangun pada tahun 1826 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur atau Sekretaris Kota Bukittinggi waktu itu, Rook Maker. Jadi, umurnya sudah lebih dari 180 tahun. Pembangunannya diselesaikan oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh dan biaya pembangunan ‘hadiah’ ini mencapai 3.000 Gulden pada saat itu.
Bentuk atap Jam Gadang telah mengalami tiga kali penyesuaian dari waktu ke waktu. Pada jaman Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Pada waktu Jepang berkuasa di tanah air, mereka mengganti bentuk atapnya seperti atap klenteng. Kemudian setelah kemerdekaan diproklamirkan, bentuk atapnya diubah menjadi bergonjong empat seperti atap rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung. Bagian atas Jam Gadang ini masih terlihat dari kawasan Jempatan Limpapeh yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi.
Bulatan jam yang terletak di bagian atas di keempat sisi tugu ini berdiameter 80 cm dengan latar belakang putih sementara tulisan angka dan jarumnya berwarna hitam. Terdapat keunikan penulisan angka pada Jam Gadang. Angka empat yang seharusnya dilambangkan dengan ‘IV’ dalam bentuk Romawi, dituliskan ‘IIII’.






Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.
Sebagai jam hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (sekretaris kota), dan dibuat ahli jam negeri Paman Sam Amerika, kemungkinan kekeliruan sangat kecil. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai kerahasiaannya.
Namun yang patut diketahui lagi, mesin Jam Gadang diyakini juga hanya ada dua di dunia. Kembarannya tentu saja yang saat ini terpasang di Big Ben, Inggris. Mesin yang bekerja secara manual tersebut oleh pembuatnya, Forman (seorang bangsawan terkenal) diberi nama Brixlion.

Sekarang balik lagi ke angka Romawi empat, apakah pembuatan angka empat yang aneh itu disengaja oleh pembuatnya, juga tidak ada yang tahu. Tapi yang juga patut dicatat, bahwa Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra
pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika itu.
Ketika masih dalam masa penjajahan Belanda, bagian puncak Jam Gadang terpasang dengan megahnya patung seekor ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.

Bagian dalam jam gadang :





Jam Gadang yang denah dasarnya berukuran 13×4 meter ini berdiri di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih di depan Istana Bung Hatta. Di kawasan ini ditanam sejumlah pohon sehingga makin terasa rindang. Pemerintah daerah juga melengkapinya dengan kursi-kursi beton untuk bersantai. Taman ini selalu ramai, mulai pagi, siang, sore hingga malam hari. Tua muda selalu memanfaatkan kawasan ini untuk bersantai. Bahkan, banyak orang tua muda membawa putra-putrinya bermain di tempat ini pada sore hari.
Di kawasan ini juga tersedia andong atau sado yang disebut Bendi untuk berkeliling-keliling di kawasan pusat kota. Untuk masyarakat biasa, tarif yang dikenakan biasanya Rp 2.500 jauh dekat. Sementara khusus untuk wisatawan, tarifnya bisa membengkak hingga Rp 25.000-Rp 50.000 sesuai negosiasi.
Di dekatnya, terdapat pula Pasar Atas yang merupakan pusat perdagangan di Bukittinggi. Pasar ini biasanya ramai pada hari Rabu, Sabtu dan Minggu. Berbagai barang dijual di pasar ini, mulai dari sayur dan buah-buahan, pakaian hingga berbagai macam kerajinan tangan berupa tenun, kerajinan perak, hingga kaus dan baju yang menunjukkan citra Minangkabau. Semuanya dijual dengan harga miring.
Di Bukittinggi, banyak sekali obyek wisata yang bisa disambangi. Namun Jam Gadang biasanya menjadi sentra para wisatawan sebelum beranjak ke obyek wisata lainnya. Memilih beberapa penginapan yang berserakan di sekitar kawasan Jam Gadang juga dapat menjadi pilihan jika ingin secara leluasa melihat jam ini berpose pada waktu terang ataupun gelap, yaitu di sepanjang Jalan Laras Dt. Bandaro-jalan Soekarno Hatta-Jalan Dr. A. Rivai-Jalan Jenderal Sudirman.
Jika menengadah melihat puncak Jam Gadang pada waktu pagi hingga sore hari, kemegahannya tampak sempurna dengan didukung oleh latar belakang langit yang biru. Sedangkan pada waktu malam, temaram lampu taman yang berwarna kuning membuat taman ini tampak eksotik dan romantis. Pantang meninggalkan kawasan Jam Gadang tanpa foto.

Keindahan jam gadang pada malam hari :



sumber :

Selasa, 17 April 2012

alasan mengapa manusia menciptakan sebuah keindahan



Tulisan softskill ke 2
Mengapa manusia menciptakan keindahan ? berikan contoh ?
Kata keindahan berasal dan kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, wama, dan sebagainya. Indah adalah sesuatu yang dapat dinikmati oleh indera mata manusia. Keindahan ialah anugerah Tuhan yang bersifat alamiah dan menimbulkan perasaan senang. Maka dari itu manusia bisa mengekspresikan keindahan dalam berbagai bentuk. Ada yang mengekspesikannya dalam bentuk lukisan, tulisan atau sebuah karya 3 dimensi yang dapat dinikmati. Menikmati keindahan yang telah Tuhan ciptakan adalah tanda bahwa manusia telah bersyukur. Maka dari itu manusia selalu saja bisa menikmati apa yang telah Tuhan ciptakan.
Seperti halnya tulisan, tak semuanya manusia dapat melukiskan keindahan itu lewat tulisan. Ada yang bisa melukiskannya lewat karya seperti patung, lukisan, atau kerajinan tangan lainnya. Berbagai macam keindahan Tuhan dapat manusia ekspresikan dengan berbagai macam cara, tergantung bakat masing-masing. Intinya manusia menciptakan keindahan itu adalah mengekspresikan rasa syukur mereka kepada Tuhan yang telah menciptakan keindahan dengan sebuah karya yang bisa dinikmati oleh sesama. Tergantung bakat mereka, keindahan itu akan dijadikan seperti apa.

Yang harus dilakukan bangsa timur dalam lingkungan kampus


Sebagai bangsa timur, apa yang harus kita lakukan dalam lingkungan kampus?
Bangsa timur adalah bangsa dimana masih menjungjung tinggi sebuah tata krama dan tingkah laku. Gaya berpakaian, cara berbicara, dan sikap dalam kehidupan sehari-hari masih berpengaruh terhadap lingkungan di bangsa timur ini. seperti halnya wanita yang memakai pakaian terbuka (memperlihatkan aurat) masih dianggap negatif, berbeda dengan di Negara bagian barat yang sudah menganggap wajar (lumrah) seorang wanita yang berpakaian terbuka. Bangsa timur juga masih memiliki sifat saling gotong royong antar sesama.
Dalam lingkungan kampus ini, mahasiswa dan mahasiswi sebaiknya :
1.     gunakanlah pakaian yang wajar dan sopan dalam berpakaian, berpakaianlah sewajarnya. Karena bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang masih memiliki batasan-batasan yang menjurus ke ajaran agama. Bukankah agama mengajarkan kita untuk membatasi gaya berpakaian agar lebih terlihat bermoral?
2.    Mahasiswa sebaiknya menggunakan kata-kata yang baik dan benar, kata-kata yang sopan dan tidak kotor. Tunjukanlah bahwa kita adalah seorang mahasiswa yang berpendidikan. Bersikaplah juga sebagai mahasiswa yang ramah terhadap lingkungan, jangan merusak sarana yang ada. Seperti contohnya demo yang terjadi beberapa waktu lalu, ada sekelompok mahasiswa yang berdemokrasi dengan cara merusak dan merugikan orang lain, sungguh tidak mencerminkan seorang mahasiswa.
3.    Jadilah mahasiswa yang peduli terhadap sesama, gotong royong saling membantu tanpa pamrih.
4.    Jadilah mahasiswa yang tidak membeda-bedakan status sosial. Bergaul boleh memilih-milih, asal itu menjurus kearah positif. Seperti halnya menjauhkan orang yang akan menjerumuskan kita ke pergaulan yang tidak benar, bergaul lah kepada sekumpulan orang yang dapat membangun dan bisa membantu kita untuk sukses.
5.    Tidak membeda-bedakan adat istiadat. Dalam lingkungan kampus, sudah pasti kita berada dilingkungan orang-orang dari berbagai macam suku dan ras. Karena biasanya banyak sekali orang-orang yang datang dari luar provinsi atau pulau. Satukanlah perbedaan yang ada, bergaul dengan berbagai macam suku dan ras agar bisa saling bertukar pikiran dan sekaligus mengetahui beragam perbedaan adat istiadat yang ada di Indonesia. Bukankah perbedaan itu indah?