PENJELASAN
MENGENAI KARYA ILMIAH, KARYA ILMIAH POPULER DAN KARYA NON ILMIAH
A.
Karya Ilmiah
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian dari karya ilmiah, yakni:
Menurut Brotowidjoyo karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh
hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut
metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmiahannya (Susilo, M. Eko,
1995:11).
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis
atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis
kepada para pembaca.
Karya ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi
penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis-metodis dan menyajikan fakta umum serta ditulis menurut metodologi
penulisan yang benar. Karya ilmiah ditulis dengan bahasa yang konkret, gaya
bahasanya formal, kata-katanya teknis dan dan didukung fakta yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu
permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan,
pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah
melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk
memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk
memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah
hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas
melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat
disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu
karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis,
berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
2. Ciri Karya Ilmiah
Tidak semua karya yang ditulis secara sistematis dan
berdasarkan fakta di lapangan adalah sebuah karya ilmiah sebab karya ilmiah
mempunyai ciri-ciri seperti berikut ini:
a. Objektif
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang
diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga
setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek
(memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.
b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau
penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi
maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak,
membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.
c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis
apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan,
klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan
bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
d. Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang
digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan
suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
e. Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan)
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah
harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau
ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan
sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
f. Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias
hemat kata-katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
B.
Karya Tulis Non-ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta
pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari,
bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya
bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis
non-ilmiah :
· ditulis
berdasarkan fakta pribadi
· fakta yang
disimpulkan subyektif
· gaya bahasa
konotatif dan populer
· tidak
memuat hipotesis
· penyajian
dibarengi dengan sejarah
· bersifat
imajinatif
· situasi
didramatisir
· bersifat
persuasif
· tanpa
dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng,
cerpen, novel, drama, dan roman.
C. Perbedaan Karya Ilmiah dengan Non-ilmiah
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang
sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan
istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari
beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara
tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di
atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semi-ilmiah/ilmiah populer.
Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini
dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa
karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan
nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika
dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu
tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut
sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari
segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang
tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semi-ilmiah, dan
nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah
adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan
semi-ilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi;
yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen,
cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara
penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah
ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya
bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun
kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif:
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Karya
Ilmiah Populer
Karya ilmiah populer merupakan karangan yang berada di
antara karya ilmiah dan karya nonilmiah. Dalam karya ilmiah, baik isi maupun
teknik penulisannya harus mengikuti ketentuan yang berlaku secara ketat. Dalam
karya nonilmiah, terutama karya sastra, baik isi maupun teknik penulisannya
(bahasa) bebas. Karena karya ilmiah populer berada di tengah-tengah keduanya,
maka kita bisa mendefinisikannya sebagai karangan yang isinya ilmiah tetapi
teknik penulisannya tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Jika disempitkan
kaitannya dengan penggunaan bahasa, maka dapat dijelaskan bahwa karya ilmiah
itu menggunakan ragam bahasa ilmiah, sedangkan karya ilmiah populer tidak.
Dalam penulisan karya ilmiah menggunakan ragam ilmiah, inilah bedanya dengan
karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer justru lebih banyak menggunakan
ragam jurnalistik atau ragam sastra.
Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipakai
dalam dunia jurnalistik. Karena fungsi media massa sebagai media
informasi, kontrol sosial, alat pendidikan, dan alat penghibur, maka ragam
bahasa jurnalistik setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana,
dinamis, dan demokratis.
A.
Komunikatif
Ciri Komunikatif berarti mudah dipahami dan tidak
menimbulkan salah tafsir kalau dibaca. Ciri ini merupakan ciri utama
bahasa jurnalistik karena fungsi utama media massa memang memberikan informasi.
Dikatakan ciri utama karena ciri-ciri yang lain harus mengacu pada ciri
komunikatif.
B.
Sederhana
Ciri sederhana berarti tidak menggunakan kata-kata
yang bersifat teknis dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit atau
berbunga-bunga. Apabila memang diperlukan, kata-kata teknis harus diikuti
penjelasan maknanya.
C.
Dinamis
Ciri dinamis berarti bahasa jurnalistik harus menggunakan
kata-kata yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Kata-kata yang tidak lazim
atau kata-kata yang sangat asing seyogyanya tidak dipergunakan.
D.
Demokratis
Ciri demokratis berarti mengikuti konsensus umum dan tidak
menghidupkan kembali feodalisme. Kata bujang, misalnya, dalam bahasa
Indonesia mempunyai makna seorang laki-laki yang belum menikah.
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan
feature. Dilihat dari bahasanya, biasanya artikel menggunakan bahasa
jurnalistik, esai menggunakan bahasa sastra, dan feature menggunakan keduanya,
bergantung kepada jenis featurenya. Feature pengetahuan banyak menggunakan
ragam jurnalistik, namun feature human interest lebih banyak menggunakan ragam
sastra.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dari ketiga karya ilmiah tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang
dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah
harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual
objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian
ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.Kedua, karya ilmiah
bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan
metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan
terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam
pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata
lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam
melakukan pengklasifikasian.
Sedangkan perbedaan karya ilmiah dengan karya ilmiah
popular, adanya perbedaan penggunaan bahasa, terlihat bahwa bahasa karya ilmiah
populer lebih mudah dipahami, lebih cair, dan lebih enak dibaca jika
dibandingkan dengan bahasa yang biasa digunakan dalam laporan penelitian atau
artikel ilmiah.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar