Tugas
4 (tulisan)
Biaya
Telekomunikasi Di Indonesia Serta Perbandingannya Dengan Negara Lain
Disini
saya akan menjelaskan sedikit perbandingan harga biaya telekomunikasi di
Indonesia dengan negara lain. Untuk menjadikannya perbandingan apakah itu mahal
atau tidak, dapat dilihat dari pendapatan perkapita setiap Negara. Karena Negara
Indonesia ini adalah Negara yang masih berkembang, dan juga belum memiliki
jaringan telekomunikasi yang cukup baik, maka Negara Indonesia termasuk kedalam
Negara yang memiliki biaya telekomunikasi murah. Tetapi jika kita
membandingkannya dengan golongan menengah kebawah, maka biaya telekomunikasi di
Indonesia ini masihlah mahal.
Berdasarkan
informasi yang diterbitkan oleh Badan Komunikasi PBB (ITU) yang berjudul
“Mengukur Masarakat Informasi 2010″ memberi kesimpulan atas hasil kajian di 154
negara, bahwa :
Tarif internet termasuk sarana komunikasi dan informasi diberbagai belahan dunia mengalami penurunan, sedangkan pelayanan di bidang tersebut mengalami peningkatatan pesat.
Rata-rata penurunan tarif Komunikasi dan Informasi itu berkisar antara 40% - 42%.
Jumlah pelanggan telepon seluler (yang mampu mengakses layanan informasi dan komunikasi dan internet) mencapai 5 Milyar orang di seluruh dunia.
Tarif internet termasuk sarana komunikasi dan informasi diberbagai belahan dunia mengalami penurunan, sedangkan pelayanan di bidang tersebut mengalami peningkatatan pesat.
Rata-rata penurunan tarif Komunikasi dan Informasi itu berkisar antara 40% - 42%.
Jumlah pelanggan telepon seluler (yang mampu mengakses layanan informasi dan komunikasi dan internet) mencapai 5 Milyar orang di seluruh dunia.
Negara yang paling murah mengenakan tarif Komunikasi dan Informasi (termasuk internet) adalah : Hongkong, Singapore, Kuwait, Luxemburg, AS, Denmark, Norwegia, Inggris dan Selandia Baru.
Biaya
telepon di setiap negara bervariasi. Ada yang sangat mahal seperti Jepang,
mencapai Rp 10.000 per menit. Ada pula yang tarifnya relatif terjangkau, bahkan
untuk masyarakat kelas menengah ke bawah sekalipun.
Lembaga riset Frost & Sullivan membuat daftar
perbandingan tarif telepon (on voice tariff) antar negara. Hasilnya relatif
mengejutkan. Sebab, mayoritas negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara
cenderung membayar biaya telepon lebih mahal dibanding negara kawasan Asia
Pasifik.
Analis Frost & Sullivan Nitin Bhat menilai
situasi tersebut wajar. Sebab, sistem pembayaran yang biasanya dipakai di
negara maju adalah pascabayar. Tarif telepon di negara berkembang cenderung
lebih murah karena penduduk yang banyak serta banyak operator di pasar
telekomunikasi seluler.
“Faktor demografi, aturan pemerintah, dan jumlah
pemain di bisnis ini sangat menentukan tarif telepon,” ujarnya di Senayan,
Jakarta, Rabu (6/2).
Salah satu kunci mahalnya biaya menelepon adalah
keberadaan sistem roaming. Alias pengguna telepon membayar untuk setiap
panggilan yang masuk. Mayoritas operator telekomunikasi Amerika Serikat
menerapkan sistem seperti ini untuk pelanggan pascabayar, sehingga biaya
bercakap-cakap konsumen di negara itu relatif besar.
Syarat lain agar tarif bercakap-cakap via ponsel
bisa murah adalah ketersediaan infrastruktur. Buruknya jaringan di kebanyakan
negara Afrika, seperti Tanzania dan Nigeria, menurut Bhat, mengakibatkan biaya
telepon memakan sampai 35 persen pengeluaran pemilik ponsel per bulan.
Maka, beruntunglah rakyat di lima negara berikut
yang menikmati sambungan telepon lokal dan interlokal paling murah di dunia.
1.
Swedia
Negara Skandinavia ini punya tarif telepon yang
relatif murah. Bahkan jauh di bawah negara Eropa lain seperti Inggris atau
Prancis yang terkenal mahal biaya teleponnya.
Berdasarkan data Frost & Sullivan, biaya ngobrol
lewat telepon di negara ini rata-rata cuma Rp 300 per menit. Bandingkan
misalnya dengan tarif di Inggris yang mencapai sekitar Rp 3.800 per menit.
Rakyat Swedia bisa menikmati tarif murah karena
seluruh operator menerapkan sistem tagihan sesuai pemakaian. Di negara ini
sistem yang populer adalah pascabayar. Selain itu tidak ada biaya roaming dan
biaya minimum per bulan.
2.
Thailand
Negeri Gajah Putih ini juga tercatat memiliki tarif
telepon murah. Biaya menelepon setiap menit hanya Rp 250-300.
Di Thailand, sistem yang populer adalah prabayar.
Sistem pascabayar di negara ini juga menerapkan pola pembayaran sesuai
pemakaian seperti di Swedia.
3.
Hong Kong
Hong Kong sudah terkenal sebagai surga telepon
murah. Frost & Sullivan mencatat rata-rata biaya bicara lewat telepon Rp
200 per menit.
Tarif murah itu didapatkan baik oleh pengguna
pascabayar maupun prabayar. Warga negara bekas jajahan Inggris ini rata-rata
mengeluarkan Rp 85.000 untuk tagihan bulanan telekomunikasi mereka atau setara
600 menit ngobrol lewat telepon.
4.
India
Negeri Sungai Gangga juga termasuk salah satu surga
bagi pengguna telepon. Padahal, delapan tahun lalu, biaya menelepon di India
terhitung mahal, mencapai Rp 8.000 per menit.
Selepas ada aturan persaingan usaha dan penyesuaian
tarif minimum antar operator oleh pemerintah, biaya ngobrol lewat telepon turun
gila-gilaan. Bahkan dua tahun lalu, biaya menelepon di India paling murah
sejagat, hanya Rp 1 per detik.
“Sekarang tarif menelepon di India disesuaikan,
menjadi sekitar USD 1 sen (Rp 90-100) per menit, karena operator harus
meningkatkan kualitas jaringan,” kata Ninit Bhat dari Frost & Sullivan.
Negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia ini
menggemari sistem prabayar.
5.
Indonesia
Sama halnya dengan India, Indonesia juga dinobatkan
sebagai negara dengan tarif telepon termurah sejagat. Biaya untuk ngobrol hanya
USD 1 sen per menit atau di kisaran Rp 90-100 setiap 60 detik.
Ninit Bhat dari lembaga Frost & Sullivan
menyebut, saat ini belum ada negara lain yang memiliki skema tarif komunikasi
semurah di Indonesia.
“Sulit dicari bandingannya, bahkan di Asia Pasifik
tarif telepon Indonesia dan India paling murah,” ujarnya.
Awal reformasi, hanya orang kaya dan kelas menengah
yang punya telepon rumah atau telepon genggam. Pasalnya, biaya pulsa mencekik
leher baik lintas maupun ke sesama operator.
Situasi pun berubah ketika terjadi perang tarif pada
2005, seiring populernya sistem prabayar dan murahnya biaya menelepon sesama
pengguna operator tertentu.
Pemain besar seperti Telkomsel, XL, dan Indosat
saling banting harga, apalagi ketika operator CDMA masuk ke pasaran. Saat ini,
hampir seluruh operator di Indonesia menawarkan tarif telepon relatif murah
dibandingkan negara-negara lain.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar